Jakarta, KOMPAS.com - Reruntuhan bangunan pasca gempa bumi yang tidak segera dibersihkan berpotensi menimbulkan penyakit leptospirosis. Mengingat kondisi reruntuhan bisa menjadi sarang tikus yang merupakan sumber penyakit yang berbahaya tersebut.
Penyakit leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang kerap ditularkan oleh kencing tikus. Goresan (abrasi) pada kulit seseorang bisa menjadi pintu gerbang masuknya urin yang terkontaminasi leptospira.
"Reruntuhan dan kayu-kayu adalah tempat yang baik untuk sarang tikus. Belajar dari paska bencana banjir di Jakarta gempa di Jogjakarta, serta Aceh, kasus leptospirosis harus diwaspadai," kata dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KEGH, dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia.
Menurut Ari, saat ini korban gempa sedang dalam proses pemulihan dan mulai membersihkan puing-puing rumahnya. Dalam pembersihan lokasi masyarakat diminta melengkapi dirinya dengan perlindungan.
"Masyarakat harus diberitahu agar selalu memakai alas kaki dan sarung tangan agar tidak tertusuk paku yang bisa menyebabkan tetanus atau menginjak langsung kotoran tikus," paparnya.
Oleh sebab itu, Ari mengusulkan agar perlengkapan seperti sepatu boot atau sarung tangan termasuk dalam salah satu bantuan yang dikirimkan pada korban gempa di Sumatera Barat.
Perlindungan diri yang baik tersebut juga wajib dilakukan oleh petugas dan relawan yang membersihkan reruntuhan. "Mayat yang mungkin masih tertinggal di lokasi reruntuhan bisa jadi sumber penularan penyakit. Karena itu agar tidak terjadi kontak langsung dengan mayat yang sudah membusuk, para petugas harus dilengkapi perlindungan diri," katanya.
Penyakit leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang kerap ditularkan oleh kencing tikus. Goresan (abrasi) pada kulit seseorang bisa menjadi pintu gerbang masuknya urin yang terkontaminasi leptospira.
"Reruntuhan dan kayu-kayu adalah tempat yang baik untuk sarang tikus. Belajar dari paska bencana banjir di Jakarta gempa di Jogjakarta, serta Aceh, kasus leptospirosis harus diwaspadai," kata dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KEGH, dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia.
Menurut Ari, saat ini korban gempa sedang dalam proses pemulihan dan mulai membersihkan puing-puing rumahnya. Dalam pembersihan lokasi masyarakat diminta melengkapi dirinya dengan perlindungan.
"Masyarakat harus diberitahu agar selalu memakai alas kaki dan sarung tangan agar tidak tertusuk paku yang bisa menyebabkan tetanus atau menginjak langsung kotoran tikus," paparnya.
Oleh sebab itu, Ari mengusulkan agar perlengkapan seperti sepatu boot atau sarung tangan termasuk dalam salah satu bantuan yang dikirimkan pada korban gempa di Sumatera Barat.
Perlindungan diri yang baik tersebut juga wajib dilakukan oleh petugas dan relawan yang membersihkan reruntuhan. "Mayat yang mungkin masih tertinggal di lokasi reruntuhan bisa jadi sumber penularan penyakit. Karena itu agar tidak terjadi kontak langsung dengan mayat yang sudah membusuk, para petugas harus dilengkapi perlindungan diri," katanya.
Title : Waspadai Ancaman Leptospirosis Pasca Gempa
Description : Jakarta, KOMPAS.com - Reruntuhan bangunan pasca gempa bumi yang tidak segera dibersihkan berpotensi menimbulkan penyakit leptospirosis. Me...
Description : Jakarta, KOMPAS.com - Reruntuhan bangunan pasca gempa bumi yang tidak segera dibersihkan berpotensi menimbulkan penyakit leptospirosis. Me...
0 Response to "Waspadai Ancaman Leptospirosis Pasca Gempa"
Posting Komentar